ATM, thrope, dan Plagiasi
Bukan maksud meramaikan drama ini. Hanya diri menganggap tema ATM ini patut diangkat dalam kajian bersama.
ATM, konon katanya adalah metode mudah menciptakan cerita dengan mengadaptasi sebagian bagian dari karya-karya terkenal. Namun, seiring perkembangannya malah dijadikan dalih untuk menghindari tuduhan plagiasi. Lalu, ada thrope ....
Sejatinya ATM dan Plagiasi sungguhlah berbeda, kendati terdengar sama dan sering menjadi kambing hitam oleh yang tak bertanggung jawab.
ATM sebenarnya lebih dekat dengan kata thrope menurut saya. Mengingat di dalam karya "yang sungguh-sungguh ATM" biasanya masih ada kreatifitas asli dari pengarangnya yang bisa berbentuk : pandangan, pesan, atau kritik bahkan yang berupa roastingan. Intinya ATM sejatinya bukanlah teknik copy paste yang hanya merubah nama tempat lokasi dll, dll namun alur dan perkembangan cerita semua sama. Seperti halnya jeruk bali yang dilukis hijau agar terlihat seperti semangka, tapi dalamnya masihlah jeruk bali.
Lalu, kalau begitu yang di ATM itu apa? Terus kata "Tiru" di ATM maksudnya gimana klo bukan copas?
Jawabannya adalah Unsur2 intrinsik dan ekstrinsik dari novel2 yang kita ATM (bukan novelnya mentah kita ganti baju dan kita klaim sebagai karya kita, klean mikirnya dimana klo gitu?)
Maksudnya gini ....
Misal aku ingin buat novel detektif ala-ala noir begitu. Apa yang aku butuhkan untuk buat novel itu?
Pertama tentu perlu nentuin temanya, enaknya aku cerita tentang apa nih? Pembunuhankah? Pencuriankah? Penculikankah? Atau tema Arsonist yang masih jarang dipasaran? Dan misal aku pilih Arson nih buat temanya. Eh tapi, aku gak tahu yang namanya pembakaran itu gimana bisa kejadian gitu? Apa cuma dnegan narus LPG 33 kg depan rumah protag dan duar meleduk balon hijau?
Maka, untuk itu aku perlu ATM donk ... dengan kata lain RINGSETlah! Belajar bagaimana sebenernya kasus-kasus arsonis itu terjadi. Model apa aja motif pelakunya, apa aja yang diperlukan untuk jadi arsonist, dampaknya sebesar apa, dan bagaimana eksikusi kasus dan penelusurannya. Disini klo kita gak riset novel orang, ya kita harus riset kasus nyata.
Tapi seperti yang anda duga bila anda menduga seperti yang saya duga.
Kasus dunia nyata gak akan selengkap kejadian emosional penuh intrik dan praktek nyatanya yang berkaitan dengan alur semprulna seperti pada novel. Maka dari itu, ada dahulu para sepuh berkata kita ATM dari novel2 terdahulu atau yang udah sukses. Tujuannya bukan untuk di kopas, tapi untuk jadi refrensi nulis kita kedepannya.
Dengan kata lain ATM gak akan cukup hanya dengan satu novel tertentu saja tanpa ada refrensi lainnya. Dan juga, unsur "modifikasi" dari ATM ini adalah unsur terpenting untuk menunjukan originalitas kita terhadap karya kita. Bukan hanya comot pasang saja, tapi buatlah sesuatu yang original dengan pengetahuan yang sudah kamu dapat dari mengamati karya-karya yang hendak kamu tiru. Bukan hanya ditiru aja dengan begitu mentahnya, kecuali mau parodi atau mencuplik tokoh atau adegan (ini juga ada takarannya, berapa persen kita bisa cuplik).
Comments
Post a Comment